(IBNU
TAIMIYAH)
Makalah
Disusun Guna Menuhi Tugas
Mata
Kuliah: Sejarah Perkembangan Tasawuf
Dosen Pengampu: Hj.Arikhah.Mag
Disusun oleh:
Misbahul Anam (124411031)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ibn Taimiyah adalah ahli fikih
mazhab Hambali. Pengaruh pemikirannya sangat besar terhadap gerakan Wahhabi,
dakwah gerakan Sanusi, dan kelompok-kelompok agama yang ekstrem yang ada di
dunia Islam saat ini.[1]
Dalam sejarah panjang pemikiran
Islam, ada banyak “kata” yang seringkali dianggap saling berbenturan dan
membentuk sebuah efek paradoksal. “Kata” itu bisa saja mewakili sebuah kelompok
pemikiran (firqah), seorang tokoh, atau juga sebuah pemikiran tertentu.
Dalam sejarah panjang pemikiran Islam, ada banyak “kata” yang
sering kali dianggap saling berbenturan dan membentuk sebuah efek paradoksal[2].“Kata”
itu biasa saja mewakili sebuah kelompok pemikiran (firqah),
seorang tokoh,
atau juga sebuah pemikiran tertentu.
Ibnu Taymiyyah berpendapat
bahwa tiga generasi awal Islam, yaitu Rasulullah Muhammad SAW dan Sahabat Nabi,
kemudian Tabi'in yaitu generasi yang mengenal langsung para Sahabat Nabi, dan
Tabi'ut tabi'in yaitu generasi yang mengenal langsung para Tabi'in, adalah
contoh yang terbaik untuk kehidupan Islam.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Tasawuf abad ke-8
b.
Biografi Ibnu
Tasawuf
II.
PEMBAHASAN
a. Tasawuf abad ke8
Dengan
terlampaunya abad ke-7 hijriah hingga masuk abad ke-8 hijriah, tidak terdengar
lagi perkembangan dan pemikiran baru dalam tasawuf. Pada masa itu, banyak
pengarang kaum sufi yang mengemukakan pemikiranya tentang ilmu tasawuf, tetapi
pemikiran mereka itu mendapatkan perhatian dan sumgguh – sungguh dari umat Islam. Bahkan,
bisa dikatakan Bahwa nasib pajaran tasawuf ketika itu hampir sama dengan nasibnya pada Abad ke-7
hijriah.
Apabila ada abad ke- 5 hijriah, imam Al- Ghazali di kenal
sebagai tokoh muslim yang pernah memurnikan ajaran tasawuf dari unsur-unsur
filasafat pada abad ke-8 ini, Ibnu taimiyah yang berfungsi seperti Imam
Al-ghazali. Upaya maksimal yang dilakukan ibnu taimiya ketika itu tiada
henti-hentinya hingga ia wafat pada tahun 727 H / 132 M.
Ajaran tasawuf yang domnan ketika itu adalah ajaran
tasawus ibnu arabi, antara lain pemikiran wihdatul wujud. Karena ibnu taimiya
memandang bahwa ajaran tersebut banyak menyesatkan islam, ia beruapaya untuk
memberantasnya melalui kegiatan mengajar dan karangan – karanganya, antara lain
kitabnya yang berjudul Ar – Radu ‘ Ala Ibnu ‘ aray.[3]
b. Biografi Ibnu Taimiyah
Nama lengkap Ibnu Taimiyah adalah
Taqiyuddin Ahmad bin Abi Al-Halim bin Taimiyah. Dilahirkan di Harran pada hari
Senin tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 661 H dan meninggal di penjara pada malam
senin tanggal 20 Dzul Qaidah tahun 729 H. Kewafatannya telah menggetarkan dada
seluruh penduduk Damaskus, Syam, dan Mesir, serta kamu muslimin pada umumnya.
Ayahnya bernama Syihabuddin Abu Ahmad Abdul Halim bin Abdussalam Ibn Abdullah
bin Taimiyah, seorang Syaikh, Khatib dan hakim di kotanya.[4]Ia lahir di
tengah-tengah keluarga terpandang, berkecukupan, bernasab keturunan bangsawan
Arab, sangat taat beragama sekaligus merupakan keluarga sufi.[5]
c. Pemikiran sufistik Ibnu Taimiyah
·
Pandangan Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah
tentang tasawuf
Ibn Taimiyah memandang tasawuf sebagai perpanjangan dari agama
Islam yang secara normatif harus bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah dan secara
historis aplikatif harus merujuk pada keteladanan Salaf al-Salihin.Menurut Ibn
Taimiyah, konsep maqamat mengandung problem teologis sosiologis
yang tidak sesuai dengan semangat keseimbangan (tawazun) dalam Islam,
yakni keseimbangan lahir dan batin, ilmu dan amal serta keseimbangan antara hablun min Allah (hubungan vertikal) dan hablun min an-nas (hubungan horizontal).[6]
Di zamanya orang yang paling kuat
imannya adalah orang tasawuf beliau mengatakan “ karena banyak yang berijtihad
yang mereka lakukan , maka kaum muslim terpecah menjadi 2 golongan, yaitu
golongan yang menghujatkan sufi atau tasawuf , dan yang berlebihan memuji
tasawuf.” Kedua golongan ini tidak
benar,yang benar adalah orang-orang sufi berijtihad dalam menuju Allah SWT,
sebagaimana orang lain yang berusaha taat kepada Allah SWT. Dikalangan tasawuf
ada yang mempunyai derajat tinggi kerena usaha mereka dalam beribadah.[7]
·
Pemikiran kontrofersi
Ibnu Taimiyah
“Enam puluh tahun
berada dibawah penguasa yang zalim jauh lebih baik semalam terjerat dalam
situasi yang anarkis”, demikian salah satu fatwa ibn Taimiyah yang terasa
kontrofersional.ia dipenjara karena sikap kerasnya yang menentang pemerintahan
yang dipadang tidak segaris lurus dari lqur’an. Kepribadianya memang bertopang
dengan motifasi meluruskan umat islam.[8]
Adapun pemikiran Ibnu Taimiyah yang
dianggap bertentangan dengan Ijma`dan mayoritas ahlu sunnah wal jamaah sangat
banyak diantaranya adalah:
a). Keyakinanya
tentang Zat Allah yang mempunyai jasad seperti jasadnya makhluk, duduk seperti
duduknya makhluk, bertangan, mempunyai mata dang telinga. Bahkan Ibnu Taimiyah
berkata bahwa Allah turun dari langit sebagai mana turunnya dia dari mimbar.
Mazhab ini di sebut al-Hasyawiyah al-Mujassamah.
b). Berani
mencaci Ulama dan Sahabat Nabi. Kelancangan Ibnu taimiyah ini membuat nyawanya
terancam karena telah berani mencaci Imam al-Ghazali dan pengikut Asya`irah
lainnya. Bukan hanya itu, Ibnu Taimiyah beranggapan bahwa Imannya Sayyidina Ali
tidak sah, sebab beliau masuk Islam sebelum baligh, dan Iman sayyidina Abu
Bakar juga tidak sah karena Abu Bakar beriman dalam keadaan pikun hingga beliau
tidak mengerti apa yang di ucapkan. Imam Ali ra. menurutnya mempunyai 17 kesalahan.
Dan beliau berperang karena cinta kedudukan. Sedang sayyi dina Utsman menurutnya
sangat cinta dunia. Dalam kitab Durarul Kaminah dan kitab Fatawa Ibnu Taimiyah
fil-Mizan dijelaskan panjang lebar masalah ini.
c). Inkar
terhadap Majaz[9].
Ibnu taimiyah berasumsi bahwa dirinya dengan pemikiran itu berada dalam Manhaj
salaf. Sebab sebagaimana yang telah masyhur bahwa ulama dalam menyikapi
ayat-ayat musytabihat ada dua kelompak, kelompok pertama adalah Tafwidh
(menyerahkan penafsirannya pada Allah sendiri) mazhab ini yang diikuti oleh
kebanyakan ulama salaf. Dan kelompok kedua adalah mazhab Ta`wil (mentafsiri
ayat musytabihat sesuai dengan keesaan dan keagungan Allah) cara ini dipakai
oleh ulama khalaf.
Sedang pendapat Ibnu taimiyah dalam
masalah ini berkonsekwensi pada pemahaman yang berbahaya dalam memahami
al-Quran dan nama dan sifat Allah, sebab hanya membawa pada pengertian yang
mustahil pada zat dan sifat Allah. Adapun pendapat salaf mengenai masalah
Tafwidh, salaf tidak mau panjang lebar mengenai masalah ini, sehingga
menyerahkan urusan ini pada Allah. Beda halnya dengan Ibnu taimiyah yang berani
menafsiri Al-Quran dengan lahirnya saja, sehingga mengakibatkan hal yang fatal.
Disamping itu keingkaran Ibnu
taymiyah pada majaz dapat menimbulkan pengertian yang salah terhadap teks
Syariah, Ibnu Qayyim sendiri sebagai murid setia Ibnu Taimiyah merasa
kebingungan menyikapi masalah ini, sebab tidak sedikit dari ulama salaf dan
pengikut mazhab Hanafi (Ibnu Taimiyah mengaku bermazhab ini) yang mempercayai
adanya majaz dalam al-Quran. Seperti Ibnu Abi Ya`la, Ibnu Agil, Ibnu al-Khattab
dan lain-lain sangat menganggap keberadaan majaz dalam al-Quran.
Seseorang yang membaca kitab
Shawaiq al-Mursalah karya Ibnu Qayyim, maka akan tampak kebingungannya dalam
menyikapi pendapat gurunya tersebut.
d). Ibnu
Taimiyah menyalahi Ijma` ulama. Seperti pendapatnya talak waktu haid itu tidak
terjadi, masalah ta`liq talak, seorang haid boleh tawaf tampa membayar
kaffarat, kata-kata talak tiga hanya terjadi satu dan beberapa pendapat
nyeleneh lainnya. Al-hasil banyak pendapat Ibnu taimiyah yang bertentangan
dengan mayoritas ulama Ahlu sunnah wal jamaah.
Namun begitu sumbangan Ibnu
Taimiyah terhadap pemikiran Islam tidaklah sedikit, maka sikap yang terbaik
mengenai Ibnu taymiyah adalah sikap yang disampaikan oleh Syaekh Yusuf bin
Ismail an-Nabhani, “Ibnu Taimiyah adalah seorang ulama besar yang masyhur dari
salah satu umat Muhammad, namun begitu dia tidak lepas dari kesalahan” Dalam
buku yang sama an-Nabhani juga berkata, “Ibnu taimiyah ibarat lautan besar yang
berkecamuk ombak, di mana ombak itu kadang membawa intan permata dan kadang
membawa batu dan pasir dan kadang juga melempar kotoran”.[10]
d. Karya-karya Ibnu Taimiyah dalam bidang Tassawuf
a. Al-farqu baina aulia ar-Rahman wa Aulia as Syaithan.
b. Abthalu wahdah al-wujud.
c. At-Tawassul wa Al-wasilah.
III.
KESIMPULAN
Pada abad ke-7 hijriah hingga masuk abad ke-8
hijriah, tidak terdengar lagi perkembangan dan pemikiran baru dalam
tasawuf.nasib tasawuf pada abad ke-8 hampir sama dengan abad ke7. Nama
lengkap Ibnu
Taimiyah adalah Taqiyuddin Ahmad bin Abi Al-Halim bin Taimiyah. Beliau lahir di Harran pada
hari Senin tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 661 H dan meninggal di penjara pada
malam senin tanggal 20 Dzul Qaidah tahun 729 H. Ayahnya bernama Syihabuddin Abu Ahmad
Abdul Halim bin Abdussalam Ibn Abdullah bin Taimiyah. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa tasawuf itu normatif
harus bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Golongan yang benar adalah orang-orang sufi berijtihad dalam
menuju Allah SWT, sebagaimana orang lain yang berusaha taat kepada Allah SWT.
Dikalangan tasawuf ada yang mempunyai derajat tinggi kerena usaha mereka dalam
beribadah.pemikiran Kontrofersi Ibnu Taimiyah Antara Lain:
Keyakinanya tentang Zat Allah yang mempunyai jasad
seperti jasadnya makhluk, Berani mencaci Ulama dan Sahabat Nabi,Inkar terhadap
Majaz,dan Ibnu Taimiyah telah menyalahi Ijma` ulama. Karyanya dalam Bidang
tasawuf antara lain Karya-karya Ibnu Taimiyah dalam bidang Tassawuf antara
lain:Al-farqu baina aulia ar-Rahman wa Aulia as Syaithan,Abthalu wahdah
al-wujud,At-Tawassul wa Al-wasilah, dan Risalah fi al-Sama’ wa Ar-raqsi.
IV.
PENUTUP
Demikian
makalah yang kami paparkan apabila ada kesalahan itu memang dari kami apabila
ada kebenaran itu Dari Allah, jika ada kesalahan format penulisan dan
sebagainya kami juga minta maaf sebanyak banyaknya,semoga makalah yang kami paparkan
ini dapat bermanfaat untuk kita semuanya,amin.
DAFTAR PUSTAKA
Amin.
Husayn Ahmad.
Seratus Tokoh dalam
Sejarah Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999)
http://arishayaq.blogspot.com/2011/10/akhlak-tasawuf.html,diunduh pada tanggal 9 November 2013
http://artikata.com/arti-343707-paradoksal.html ,Diakses pada tanggal
09 November 2013
Abul Hasan Ali An_Nadawi, Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah,(
Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1995)
Sholikhin.Muhammad Tradisi Sufi dari
Nabi; Tasawuf Aplikatif Ajaran Rasulullah Saw. (Yogyakarta: Cakrawala.
2009.)
Masyaruddin. Pemberontakan Tasawuf;
Kritik Ibn Taimiyah Atas Rancang Bangun Tasawuf. (Surabaya: JP Books. 2007)
http://ibnujusup.multiply.com/journal/item/17/SOSOK_DAN_PEMIKIRAN_IBN_TAIMIYAH , diunduh pada tanggal 09 November 2013
Abd.
Aziz.baik Dan buruk menurut al-qur’an.
(Yogyakarta:Mitra Pustaka.2004)
Jindan.khalid Ibrahim. teori pemerintahan menurut ibnu Taimiyah.Diterjemahkan oleh mufid (Jakarta:PT rineka cipta.1994)
Ibrahim.muhammad zaki.tasawuf Salafi.
Bandung: hikmah.2002
[1] Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam
Sejarah Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, hal.229.
[2] Menurut http://artikata.com/arti-343707-paradoksal.html artinya adalah seolah-olah bertentangan (berlawanan) dng
pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.
[5] Muhammad Sholikhin. Tradisi
Sufi dari Nabi; Tasawuf Aplikatif Ajaran Rasulullah Saw. Yogyakarta: Cakrawala. 2009. Hlm. 170.
[6] Masyaruddin. Pemberontakan Tasawuf; Kritik Ibn Taimiyah Atas Rancang
Bangun Tasawuf. Surabaya: JP Books. . 2007. Hlm. 40-41.
[8] Khalid Ibrahim Jindan. teori pemerintahan menurut ibnu Taimiyah.Jakarta:PT rineka cipta.1994.hlm.ix.
[9]Menurut http://hanifnurfauzi.wordpress.com/2009/04/11/belajar-ushul-fiqh-makna-haqiqi-dan-majazi/ ,Majaz adalah kata yang digunakan
pada makna yang bukan makna aslinya contohnya: Semisal kita
katakan sebuah kata tertentu dan kita ambil contoh kata “singa”. Dari kata
singa ini kita bisa pahami dua makna. Secara haqiqi singa berarti salah satu
jenis hewan buas, sebagaimana yang sudah dipahami oleh kita. Namun secara
majaz, kata “singa” bisa kita artikan sebagai orang laki-laki yang pemberani.
No comments:
Post a Comment