Thursday, January 8, 2015

Tarekat-tarekat mu'tabarah di Indonesia

Makalah
Disusun Guna Menuhi Tugas
Mata Kuliah: Tarekat Konsep Suluk
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H.M. Amin syukur, M.A.




Disusun oleh:
Misbahul Anam (124411031)

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Kajian tasawuf tidak dapat dipisahkan dengan kajian terhadapa pelaksanaannya di lapangan, dalam hal ini praktek ’ubudiyah dan muamalah dalam tarekat. Walaupun kegiatan tarekat sebagai sebuah institusi lahir belasan abad sesudah contoh konkrit pendekatan terhadap Allah SWT yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, dan kemudian dilanjutkan oleh sebagian sahabat terdekat beliau, tabi’in, lalu tabi’in al tabi’in kemudian lahir para auliya’ Allah. Nama tarekat yang berbeda tidak menjadi halangan, begitu juga dengan penyebarannya yang meluas ke seluruh dunia Islam, jaringan sufi dan gerakannya baik melalui perdagangan maupun variasi aspirasi politik mereka tidak menjadikan mereka lupa terhadap misi utama tasawuf dan tarekat pada khususnya, yakni mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Dalam Masyarakat modern belum bisa membedakan mana tarekat mu’tabarah, ghoiru, mu’tabarah, pseudo tarekat.

B.     PERMASALAHAN
a. Arti Tarekat Mu’tabarak
b. Kriteria Tarekat Mu’tabarak
c. Tarekat Mu’tabarak di Indonesia
d. Peran JATMAN (Jam’iyah Ahl Thariqah Al Mu’tabarak Al Nahdiyah) dan JATMI (Jam’iyah Ahl Athariqah Al Mu’tabarak Indonesia) dalam Tarekat.     



II.          PEMBAHASAN

A.    Arti Tarekat Mu’tabarak
Tarekat berasal dari bahasa Arab adalah  “  طريقـة /thariqah ”, jamaknya ئيق طرا /tharaiq, yang berarti: Jalan.[1]
Sedangkan menurut istilah Secara Terminologi (istilah)Tarikat adalah Jalan yang mengacu kepada suatu sistem latihan meditasi maupun amalan-amalan (mu’tabarah, zikir, wirid, dan sebagainya).[2]

Menurut Ensiklopedi Islam tarekat berarti ; “perjalanan seorang saleh (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan”.[3]
Sedangkan mu’tabarah menurut bahasa artinya adalah dianggap sah atau diakui, Menurut Sri Mulyati, salah satu tolok ukur yang sangat penting bagi sebuah tarekat muktabarah (dianggap sah) atau tidaknya. adalah unsur silsilah.[4]
B.     Kriteria Tarekat Mu’tabarak
Seorang ahli tarekat terbesar menerangkan bahwa sebenarnya terekat itu tidak terbatas banyaknya, karena tarekat atau jalan kepada Allah itu sebanyak jiwa manusia. Maka dari itu, tiap tarekat diakui sah ulama harus mempunyai lima dasar, yaitu:
a.       Menuntut ilmu untuk dilaksanakan sebagai perintah Tuhan
b.      Mendampingi guru dan teman setarekat untuk meneladani
c.       Meninggalkan rukhsan dan ta’wil  untuk kesungguhan
d.      Mengisi semua waktu dengan doa dan wirid
e.       Mengekangi hawa nafsu daripada berniat salah dan untuk keselamatan.[5]
Jadi pada dasarnya, kekeluargaan tarekat terdiri dari syaikh, syaikh mursyid, mursyid, murid,  ribath (tempat latihan), kitab-kitab, baiat, metode/ajaran, dan silsilah. Dari unsur-unsur di atas, salah satu yang menjadi kartu nama dan legitimasi sebuah tarekat adalah silsilah. Silsilah ini menjadi tolok ukur sebuah tarekat itu mu’tabarah.[6] Silsilah tarekat adalah nisbah  hubungan guru terdahulu sambung menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi. Hal ini harus ada, sebab bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru itu harus benar-benar berasal dari Nabi. Kalau tidak demikian, berarti tarekat itu terputus atau palsu, bukan warisan dari Nabi.[7]

C.    Tarekat Mu’tabarak di Indonesia
Tarekat-tarekat itu banyak sekali, ada tarekat-tarekat yang merupakan induk, diciptakan oleh tokoh-tokoh tasawuf aqidah, dan ada tarekat-tarekat yang merupakan perpecahan daripada tarekat induk tersebut, yang sudah dipengaruhi oleh syeikh-syeikh tarekat yang mengamalkannya. Dan diantara perpecahan tarekat-tarekat itu disusun dalam atau diberi istilah-istilah yang sesuai dengan tempat perkembangannya. Dan dalam perkembangannya di Indonesia sekarang, sudah tercatat ada 45 tarekat mu’tabarah,[8]yaitu: Rumiyah, Rifa’iyah, Sa’diyah, Bakriyah, Justiyah, Umariyah, Alawiyah, Abasiyah, Zainiyah, Dasuqiyah, Akbariyah, Bayumiyah, Malamiyah, Ghoibiyah, Tijaniyah, Uwaisiyah, Idrisiyah, Samaniyah, Buhuriyah, Usyaqiyah, Kubrowiyah, Maulawiyah, Jalwatiyah, Baerumiyah, Ghozaliyah, Hamzawiyah, Hadadiyah, Mabuliyah, Sumbuliyah, Idrusiyah, Usmaniyah, Syadziliyah, Sya’baniyah, Khalsyaniyah, Qodiriyah, Syatoriyah, Khalwatiyah, Bakdasiyah, Syuhriyah, Ahmadiyah, ‘Isawiyah, Thuruqil Akabiril Auliya, Qadariyah wa Naqsabandiyah, Khalidiyah wa Naqsabandiyah, Ahli Mulazamatil Qur’an wa Sunnah wa Dalailil Khoiroti Wata’limi Fathil Qoribi, au Kifayatil Awam.