Dalam surat an-Nisa' Ayat 32:
wur (#öq¨YyJtGs? $tB @Òsù ª!$# ¾ÏmÎ/ öNä3Ò÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ 4 ÉA%y`Ìh=Ïj9 Ò=ÅÁtR $£JÏiB (#qç6|¡oKò2$# ( Ïä!$|¡ÏiY=Ï9ur Ò=ÅÁtR $®ÿÊeE tû÷ù|¡tGø.$# 4 (#qè=t«óur ©!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ¨bÎ) ©!$# c%2 Èe@ä3Î/ >äó_x« $VJÎ=tã ÇÌËÈ
“Dan janganlah kalian
iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih
banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki- laki ada bagian dari
pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari ada bagian
dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
A. Makna Mufrodat
-At-Tamanna: Angan- angan dapat mencapai perkara yang sangat
diinginkan ; bisikan jiwa terhadap apa yang ada dan tidak ada.
مِنْ فَضْلِهِ -Min fadlih: Kebaikan dan nikmat-Nya yang berlimpah ruah.[1]
Muqadimah :
Keinginan dalam berangan- angan memperoleh sesuatu,
seringkali menimbulkan iri hati dan mendorong seseorang melakukan pelanggaran,
apalagi jika yang bersangkutan membandingkan dirinya dengan orang lain. Inilah
yang dapat melahirkan persaingan yang tidak sehat yang mengantar kepada
penyimpangan dan agresi, kezaliman, serta aneka dosa besar.[2]
B. Asbabun Nuzul
Pada suatu waktu Ummi Salamah berkata:”Kaum laki- laki
datang dari peperangan, sedangkan kai tidak. Kami hanya mendapatkan separuh
dari bagian laki-laki dalam masalah harta warisan”. Sehubungan dengan itu
turunlah ayat ke-32 sebagai teguran agar kaum wanita tidak merasa iri hati
terhadap apa yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Kecuali itu diturunkan pula
ayat ke-33 dari surat Al-Ahzab yang berbunyi
innal muslimiina wal muslimati . . . . . .=Sesungguhnya orang- orang
muslim laki- laki dan perempuan . . . .
–sampai akhir ayat, sebagai penjelasan bahwa sesungguhnya Allah Swt tidak
membeda- bedakan antar kaum wanita dan kaum laki- laki dalam mendapt ampunan
dari sisi-Nya serta pahala. Mereka akan sama- sama mendapatkan ampunan dan
pahala yang agung dari sisi-Nya. (H.R. Tirmidzi dan Hakim dari Ummi
Salamah).[3]
C. Tafsir Ayat
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ
بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ
نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ
Allah telah membebani kaum lelaki dan wanita dengan berbagai
pekerjaan. Masing- masing keduanya tidak boleh iri terhadap apa yang telah
dikhususkan bagi yang lainnya. Allah telah mengkhususkan pekerjaan- pekerjaan
rumah bagi kaum wanita dan pekerjaan- pekerjaan berat di luar rumah bagi kaum
lelaki, agar masing- masing dapat menekuni pekerjaannya sendiri dan mengerjakan
kewajibannya dengan ikhlas.
Hendaknya masing- masing memohon pertolongan dan kekuatan
kepada Rabb-nya dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya., dan
jangan iri hati terhadap apa yang dibebankan kepada pihak lain. Termasuk
kedalam larangan ini adalah iri hati terhadap segala perkara yang sifatnya
khilqiyyah (ciptaan).. separti akal, keindahan, karena tidak ada gunanya iri
hati terhadapnya bagi orang yang tidak diberi hal itu. Tidak termasuk kedalam
larangan ini adalah perkara- perkara yang menyangkut mata pencarian, karena
seseorang diuji untuk melihat apa yang telah diperoleh orang lain, lalu
berangan- angan seperti dia, atau lebih baik dari padanya.dengan berusah dan
bersungguh- sungguh.
Ringkasnya Allah Ta’ala meminta kita agar mengalihkan
pandangan kepada apa yang ada dalam kemampuan kita, bukan ada pada apa yang
berada diluar kemampuan kita. Sesungguhnya keutamaan terletak pada usaha dan
kerja. Oleh karena itu, janganlah kalian berangan- angan sesuatu tanpa usaha
dan kerja kalian. Demikian dikatakan oleh Muhammad Abduh.
Dalam memenuhi segala tuntutannya, hendaknya seorang muslim
bersandar kepada potensi- potensi dan kekuatan- kekuatannya dengan bersungguh-
sungguh sambil mengharap karunia Allah dalam perkara- perkara yang tidak dapat
dicapai dengan usahanya.
Ikrimah meriwayatkan, bahwa kaum wanita meminta agar mereka
diizinkan berperang. Mereka berkata, “kami ingin agar Allah mengizinkan kami
berperang, sehingga kami mendapatkan bagian pahala seperti yang di oleh kaum
laki- laki.Maka turunlah ayat:
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ
Yakni janganlah kalian berangan- angan bagian orang lain,
dan janganlah iri hati terhadapp orang- orang yang diberi kelebihan atas
kalian, kemudian mohonlah kepada Allah agar Dia memberi karunia dan nikmat-Nya,
karena perbendaharaannya penuh dan tidak akan pernah habis. Diriwayatkan bahwa
Nabi bersabda:
“Mohonlah ampun kepada Allah dari
karunia-Nya, karena Allah menyukai untuk dimohon, dan sesungguhnya diantara
ibadah yang paling utama adalah menantikan datangnya kelapangan”.
إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dengan demikian, Allah melebihkan sebagian manusia atas
sebagian yang lain sesuai dengan tingkatan kesiapan mereka dan perbedaan
kesanggupan mereka didalam mengetahui kesanggupan mereka dalam menggeluti
kehidupan. Selagi orang- orang yang
bekerja memohon tambahan kepada-Nya, maka dia akan tetap menurunkan kemurahan
dan karunia-Nya kepada mereka, yang dengan iyu mereka menjadi lebih dibanding
dengan orang- orang yang malas. Demikianlah, hingga perbedaan karunia di antara
manusia benar- benar sangat jauh. Hampir- hampir perbedaan antar bangsa- bangsa
lebih jauh dibanding perbedaan antar sebagian hewan dan sebagian manusia.
v Pengertian secara
umum
Dalam ayat ini Allah melarang berangan- angan (iri hati),
agar perbuatan- perbuatan batin mereka suci, sehingga batin serasi dengan
lahir. Oleh karena itu berangan- angan bisa menjurus kepada perbuatan
“memakan”, dan “memakan” bisa menjurus kepada pembunuhan. Maka Allah melarang
berangan- angan itu,karena barang siapa menggembala disekitar batas, hampir-
hampir akan masuk kedalamnya.
D. Nilai Moral yang Terkandung
Allah menganugerahkan kepada setiap orang dan jenis apa yang
terbaik untuknya, guna melaksanakan fungsi dan misinya dalam hidup ini. Karena
itu jangan berangan- angan memperoleh sesuatu yang mustahil. Atau berangan-
angan yang membuahkan iri hati dan dengki, serta penyesalan.Disini dianjurkan
agar meminta pada Allah kiranya yang
kamu inginkan kiranya yang Maha Kuasa menganugerahkan sebagian dari karunianya.
Dan arahkan harapan dan keinginanmu hanya pada-Nya. Janganlah berangan- angan
apalagi iri hati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk
harapan dan keinginan kamu, demikian juga angan- angan dan iri hati kamu.
Betapapun ayat ini telah meletakkan neraca keadilan bagi
lelaki dan perempuan,bahwa masing- masing keistimewaan dan hak sesuai dengan
usaha mereka. Apa yang ditetapkan dalam ayat ini sungguh bertolak belakang
dengan apa yang dialami oleh wanita sebelum, saat, dan bahkan sesudah datangnya
Islam.
[1] Musthafa al-Maraghi,Tejemah Tafsir Al-Maraghi vol.2 (Semarang: Toha Putra,1993),Hlm.34-38
[2]M.Quraisy Shihab, Tafsir Al- Misbah,(Jakarta:Lentera Hati,2006),Hlm.416
No comments:
Post a Comment