Disusun Guna Menuhi Tugas
Mata
Kuliah: Psikologi umum
DosenPengampu: Prof.Dr.H.Abdullah Hadziq.MA
Disusunoleh:
Misbahul Anam (124411031)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I. PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebagai suatu proses
belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi belajar dan
psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar maka bagian riset dan eksperimen psikologi belajar pundi arahkan pada proses tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam menganai proses perubahan manusia itu.
Psikologi mengkonsumsikan
bahwa belajar terjadi melalui lima panca indra. Belajar diperoleh dari luardiri
kita, dengan indra-indra yang membawa informasi kepada otak. Sebagaimana dalam
wilayah psikologi lainya, terdapat gambaran yang berlainan.
Proses pembelajaran pada
umumnya terbatas pada tingkat pengenalan, pemahaman ,dan penerapan.Belajar bias dilakukan baik diformal maupun non formal baik melalui guru,keluarga, ataupun lingkungan atau masyarakat. Untuk hal anak berbakat metode pengjaranya biasanya ada beberapa metode baik metode tingkat rendah ataupun tingkat tinggi,untuk siswa berbakat justru proses pemikiran yang tinggi inilah dapat merangsang dan menantang mereka untuk belajar, sesuai dengan potensi intelektual mereka.
Meskipunsecarateoritis, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku ,namun tidak semua perubahan tingkah laku organism dapat dianggap belajar. Perubahan yang timbul karena proses belajar sudah tentu memiliki ciri –perwujudan yang khas.
B. Rumusan masalah
a.
Arti penting belajar
b.
Devinisi belajar
c.
Karakteristik perilaku belajar
d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
II.
PEMBAHASAN
a.
Arti penting belajar
dalam kamus umum bahasa
indonesia belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Perwujudan dari usaha adalah berupa
kegiatan sehingga belajar merupakan suatu kegiatan.menurut kamus bahasa inggris
ada 4 macam arti belajar, yaitu memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman,mengingat,menguasai melalui pengelaman dan
mendapatkan informasi atau menemukan. Jadi definisi belajar menurut 2 kamus
tersebut terdapat 2 pokok belajar yaitu kegiatan dan penguasaan.[1]
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling fital
dalam setiap usaha pendidikan ,sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah
ada pendidikan.[2]
Apabila anda menganggap
beberapa macam perilaku yang berbeda dapat istilahkan secara umum sebagai
belajar, akan nampak bahwa pendefinisian belajar menjadi agak kabur karena
didalamnya tercakup perilaku tersebut. Bandingkan antara belajar merasakan
(sesuatu) dengan belajar psikologis sebelum ujian. Kegiatan yang disebutkan
terahir ini melibatkan konsentrasi penerapan, dedikasi, dan frustasi, sedangkan
pada kegiatan yang disebutkan yang pertama kiranya tidak perlu anda duduk dan
mempelajari prinsip-prinsip persepsi dari berbagai buku. Dalam psikologi
definisi belajar yang paling sering digunakan adsalah perubahan bahan perilaku
yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman, belajar menyebabkan
perubahan perilaku. [3]
b.
Devinisi belajar
Menurut Gagne(1984),
belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
1.
Perubahan perilaku
Belajar menyangkut
perubahan dalam suatu orgasme. Hal ini berarti belajar membutuhkan waktu.dalam
belajar ini selanjutnya, yang terjadi ialah perubahan perilaku dalam proses
belajar, perubahan dalam sifat-sifat fisik, misalnya tinggi dan berat,tidak
termasuk belajar. Demikian juga dalam kekuatan fisik ,misalnya kemampuan untuk
mengangkat.
2.
Perubahan terbuka
Belajar yang kita
simpulkan terjadi bila perilaku hewan-hewan,termasuk manusia, berubah. Perilaku
menyangkut aksi atau tindakan.hal yang menjadi perilaku utama adalah verbal
manusia sebab dari tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita
tentukan perubahan-perubahan dalam perilaku yang terjadi. Perubahan dari
“ba-ba” menjadi bapak.perilaku berbicara,menulis,bergerak dan lain-lainya
memberi kesempatan pada kita untuk mempelajari perilaku berfikir, merasa,
mengingat, memecahan masalah, berbuat kreatif, dan lainnya.[4]
3.
Belajar dan pengalaman
Komponen terahir dalam
devinisi belajar adalah “sebagai suatu hasil pengalaman”. Istilah pengalaman membatasi
macam-macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar.
4.
Belajar dan kematangan
Proses lain yang
menghasilkan perubahan perilaku, yang tidak termasuk belajar adalah kematangan.
Perubahan perilaku yang disebabkan oleh
kematangan terjadi bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang
berlangsung dalam proses pertumbuhan dan perkembangan organisme-organisme
secara fisiologis. Berjalan dan berbicara berkembang dalam diri manusia pada
umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan ini dari pada belajar.[5]
c. Karakteristik perilaku belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai dengan ciri-ciri perubahan yang spesifik.Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
1. Perubahan intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan perubahan dalam dirinya, disamping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari, ia juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut. Anderson (1990) mencatat bahwa kesengajaan belajar itu tidak penting yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Sebagai contoh, kebiasaan bersopan santun dimeja makan dan bertegursapa dengan orang lain seperti guru dan orang-orang di sekitar kita tanpa disengaja dan disadari.[6]
2. Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperoleh sesuatu yang baru (seperti pemahaman keterampilan baru) yang lebih baik dari pada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya bayi bias merangkang ketika setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3. Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajarbersifatefektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan member manfaat yang luas misalnya ketika siswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam hal mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perubahan ini biasanya bersifat dinamis dan mendorong perubahan positif lainya. Contohnya: seorang siswa belajar menulis,maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan kalmiat lainya dalam bentuk tulisannya seperti membuat catatan,mangarang surat dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiyah.[7]
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar
faktor-faktor dalam
belajar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
ü faktor yang ada pada diri
organisme itu sendiri yang kita sebut sebagai faktor individual,meliputi:
faktor kematangan atau pertumbuhan,kecerdasan,latihan,motivasi,dan faktor
pribadi
ü Faktor yang ada diluar
individu yang kita sebut sebagai faktor sosial,meliputi:faktor keluarga atau
keadaan rumah tangga,guru dan cara mengajar,lingkungan dan kesempatan yang
tersedia, dan motifasi sosial.
Dari Faktor faktor tersebut dapat kita diuraikan
sebagai berikut
1.
Kematangan atau pertumbuhan
Kita tidak bisa melatih
anak yang berumur 6 bulan untuk belajar nerjalan.andaipun dipaksa anak itu
tidak akan sanggup untuk melakukannya.karena anak usia 6bulan otot-otot dan
tulangnya masih lemah. Demikian pula kita tidak dapat mengajarkan ilmu pasti
pada anak kelas tiga sekolah dasar, atau mengajarkan ilmu filsafat pada anak
yang baru duduk dibangku SMA. Semua itu disebabkan oleh pertumbuhan mentalnya
belum matang untuk pelajaran itu.[8]
2.
Kecerdasan/intelejensi
Disamping kematangan,
dapat atau tidaknya seorang itu mempelajari dipengaruhi oleh
kecerdasan.kenyataan menunjukan kepada kita,meskipun anak berumur 14 tahun
keatas pada umumnya telah matang ilmu pasti,namun tidak semua anak-anak
tersebut pandai dalam ilmu pasti.
3.
Latihan dan ulangan
Karena terlatih,karena
seringkali mengulangi sesuatu,maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki
dapat menjadi makin dikuasai dan makin
mendalam. Sebaliknya tanpa latihan dan mengulangi dapat menjadi hilang atau berkurang.makin
timbul minat makin besar pula perhatianya sehingga memperbesar hasrat untuk
mempelajari.
4.
Motifasi
Motif merupakan pendorong
pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.motif intrinsik dapat
mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam ilmu
pengetahuan tertentu.tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu
dengan sebaik baiknya.jika tidak mengetahui betapapenting dan faedahnya hasil
yang akan dicapai dari belajarnya itu bagi dirinya.[9]
5.
Sifat sifat pribadi seseorang
Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan
dalam belajar tiap-tiap orangmempunyai sifat-sifat kepribadianya masing-masing
yang berbeda antara seseorang dan lain. Sifat-sifat keperibadian itu sedikit
banyaknya mempengaruhi itu sampai
manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6.
Keadaan keluarga
Ada keluarga yang miskin,
ada pula yang kaya. Ada keluarga yang selau diliputi oleh suasana tentram dan
damai, ada pula yang sebaliknya, ada keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu
yang terpelajar dan ada pula yang kurang pengetahuan. Ada keluarga yang
bercita-cita tinggi bagi anak-anaknya
ada pula yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu
mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan
dicapai oleh anak-anak.[10]
7.
Guru dan cara mengajar
Faktor guru dan cara
mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian
guru, dan bagaimana cara guru mengajar kepada anak didiknya. turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
8.
Alat-alat pelajaran
Cukup tidaknya alat-alat
pelajaran yang tersedia disekolah. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk
belajar ditambah cara mengajarnya yang baik dari guru-gurunya,kecakapan guru
dalam menggunakan alat itu , akan
mempermudah dan mempercepat belajar anak itu.
9.
Motifasi sosial
Karena belajar adalah suatu proses yang timbul
dari dalam ,maka faktor motifasi memegang peranan pula. Jika guru ataupun orang
tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbulah dalam diri
anak-anak itu dorongan dan hasrat untuk belajarlebih baik, anak akan menyadari
apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.
10.
Lingkungan dan kesempatan
Seorang anak dari
keluarga yang baik, memiliki intelijensi yang baik,bersekolah disekolah yang
keadaan guru-guru dan alat-alatnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan
baik. Masih ada faktor yang mempengaruhunya yaitu jarak antara rumah dan
sekolah itu jauh, memerlukan kendaraan yang cukup lama sehingga melelahkan.
Banyak pula anak-anak yang belajar tidak baik dan tidak dapat mempertinggi
belajarnya, akibat dari adanya kesempatan
yang disebabkan oleh kesibukan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk
dan negatifserta faktor lain terjadi di luar kemampuanya.[11]
III.
KESIMPULAN
Pengertian belajar menurut kamus umum bahasa indonesia
dan bahasa inggris dapat disimpulkan terdapat 2 pokok belajar yaitu kegiatan
dan penguasaan, belajar merupakan kunci pendidikan. Definisi belajar ada 4
antara lain: Perubahan perilaku,perubahan terbuka,belajar dan
pengalaman,belajar dan kematangan karakteristik belajar antara lain: Perubahan intensional, Perubahan itu positif dan aktif. Perubahan itu aktif dan fungsional. faktor yang ada pada diri organisme
itu sendiri yang kita sebut sebagai faktor individual,meliputi: faktor
kematangan atau pertumbuhan,kecerdasan,latihan,motivasi,dan faktor pribadi, Faktor
yang ada diluar individu yang kita sebut sebagai faktor sosial,meliputi:faktor
keluarga atau keadaan rumah tangga,guru dan cara mengajar,lingkungan dan
kesempatan yang tersedia, dan motifasi sosial.
IV.
PENUTUP
Demikian makalah yang
kami paparkan apabila ada kesalahan dalam penulisan,format penulisan dan sebagainya
kami minta maaf sebanyak banyaknya,semoga makalah yang kami paparkan ini dapat
bermanfaat untuk kita semuanya,amin.
DAFTAR PUSTAKA
Soenardji.pengantar
psikologi(Jakarta:Erlangga,1988)
Prawira. Purwa atmaja .psikologi pendidikan dalam perspektif baru (Jogjakarta:Ar_Ruzz
media,2012)
Purwanto .galim,Mp.psikologi
pendidikan(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1992)
Dahar. Ratna Wilis .Teori-teori
belajar dan pembelajaran (Jakarta:Erlangga,2011)
No comments:
Post a Comment